Rabu, 04 Mei 2016

Puisi

Edit Posted by with No comments


HUJAN TANPA SALAM

Hujan mengguyur kota,datang tanpa permisi…
Mengguyur jejalanan yang semula kering dan membakar..
Hujan tanpa salam,kau datang tanpa peduli
apakah penghuni bumi mengharapkanmu saat ini?
Hujan,kudengar kini derasnya air matamu dari lorong-lorong tak berujung..
Kudengar aliran air yang mungkin menghayutkan segala yang dihadapi..
Disini,bolehkah aku bercerita tentang kisahku?
Bolehkah aku eluhkan pupusnya kebahagianku padamu?
Duhai air yang datang dari awan yang begitu gelap…
Bolehkah aku meminta kau untuk tetap bertahan pada kegiatanmu saat ini?
Aku damai mendengarkanmu…damai dalam kesepianku..
Kau kini bukan saja membawa air,kau juga alunkan suara gemuruh diangkasa..
Apakah kini hanya kau yang mengerti tentang kesepianku?
Aku benar-benar sendiri,.dan aku tak mau sendiri.…
Maukah kau berkawan denganku?bukan seperti mereka yang datang,lalu menghilang..
Atau seperti mereka yang mendengar tetapi seolah tuli..
Atau seperti mereka yang melihat,menyaksikan tetapi pergi dan meninggalkan..
Wahai hujan,aku lelah karena kisahku seolah tak berujung..
Aku seolah merasa selalu sepi,selalu sendiri..
Berteman hujan,berteman kekosongan,bertema tentang kesepian..
Haruskah aku berlari,mencapai nirwana agar aku hilang dan tak terlihat..
Tolong jawab aku hujan?
Tolong hilangkan segala rasa yang berkecamuk..mengobrak abrikan perasaan damaiku.
Bukankah kita berkawan?atau kau seperti mereka?